Ternate, Delangi.com – Fakultas Teknik (FATEK) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) menjadi sorotan mahasiswa terkait kondisi kampus yang dinilai jauh dari tujuan pendirian. Perguruan tinggi yang didirikan pada 2001 ini awalnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk insan Muslim beriman, berilmu, serta berakhlak mulia.

Mahasiswa menyoroti lonjakan biaya sarana dan prasarana yang mencapai Rp 9.600.000 hingga Rp 10.600.000, ditambah uang semester antara Rp 1.950.000 hingga Rp 2.250.000 per semester. Ironisnya, biaya yang tinggi tidak diimbangi dengan fasilitas memadai. Toilet banyak yang rusak, kipas angin dan meja belajar usang, serta penerangan ruang kelas sering terabaikan.

“Mayoritas mahasiswa FATEK UMMU berasal dari keluarga petani dan nelayan dengan pendapatan terbatas. Biaya tinggi tanpa fasilitas yang layak jelas memberatkan mereka,” ujar Wakil Presiden BEM FATEK UMMU, Hasbula Syarif, dalam pernyataannya kepada media. Ia menekankan bahwa kondisi ini bertentangan dengan semangat pendirian Muhammadiyah yang menekankan keadilan dan pelayanan bagi masyarakat.

Selain isu biaya, mahasiswa juga menyoroti pembatasan ruang demokrasi di kampus. Tradisi diskusi, mimbar bebas, dan kritik konstruktif yang selama ini menjadi ciri khas mahasiswa UMMU kini kian dibatasi. Mahasiswa yang kritis dipandang sebagai ancaman, sementara mereka yang patuh dan jarang bersuara diperlakukan istimewa.

Hasbula Syarif menegaskan, “Praktik ini jelas bertentangan dengan amanah konstitusi UUD 1945 Pasal 28 yang menjamin kebebasan berdemokrasi, hak berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat. Aspirasi mahasiswa seharusnya diterima dan dijadikan bahan evaluasi, bukan dibungkam.”

Pertemuan demi pertemuan yang menyoroti tingginya biaya sarana prasarana kerap diabaikan pihak kampus. Mahasiswa menyatakan akan terus menyuarakan tuntutan mereka, termasuk perbaikan fasilitas, peninjauan biaya, dan pembukaan kembali ruang demokrasi yang sehat.

“Ini bukan sekadar keluhan; ini adalah panggilan untuk kembali pada tujuan Muhammadiyah: mencetak insan beriman, berilmu, dan kritis. Jika tidak, UMMU akan kehilangan jati diri sebagai lembaga pendidikan yang bermakna,” tutup Hasbula Syarif.

Delangi.com
Editor
Delangi.com
Reporter